Beijing, sorotantajam.com – Panggung geopolitik dunia kembali berpusat di Beijing. Pada Jumat (5/9/2025), Tiongkok menggelar parade militer terbesar dalam sejarah modernnya di Lapangan Tiananmen untuk memperingati 80 tahun berakhirnya Perang Dunia II. Acara megah ini tidak hanya menjadi etalase kekuatan militer China, tetapi juga ajang unjuk kekuatan aliansi baru yang melibatkan Rusia, Korea Utara, hingga Indonesia.
Dalam parade yang menampilkan persenjataan canggih, termasuk rudal hipersonik, drone bawah laut, hingga sistem pertahanan udara terbaru, Presiden China Xi Jinping tampil berdampingan dengan Presiden Rusia Vladimir Putin dan Pemimpin Korea Utara Kim Jong-un. Ketiganya berjalan bersama di panggung kehormatan, menegaskan solidaritas politik dan militernya di tengah meningkatnya ketegangan dengan Barat.
Pertemuan Tiga Kekuatan Besar
Usai parade, Xi dan Kim menggelar pertemuan bilateral di Balai Agung Rakyat. Keduanya menegaskan komitmen memperkuat “persahabatan tradisional” antara Beijing dan Pyongyang, serta berjanji melawan tekanan internasional. Kim bahkan menyebut Korea Utara siap mendukung kepentingan China di kawasan.
Sementara itu, Putin dan Kim juga mengadakan dialog terpisah. Dalam pertemuan tersebut, Kim menyatakan kesiapannya membantu Rusia dalam konflik Ukraina sebagai “kewajiban persaudaraan”. Putin pun merespons dengan mengundang Kim untuk melakukan kunjungan kenegaraan ke Moskow dalam waktu dekat.
Menariknya, sebuah rekaman hot mic sempat menangkap perbincangan antara Xi dan Putin mengenai kemajuan bioteknologi, termasuk transplantasi organ dan isu perpanjangan usia manusia hingga 150 tahun—membuat dunia bertanya-tanya soal arah riset kedua negara di luar bidang militer.
Kehadiran Presiden RI Prabowo Subianto
Momen bersejarah ini juga diwarnai kehadiran Presiden Republik Indonesia, Prabowo Subianto, yang hadir memenuhi undangan resmi Xi Jinping. Prabowo tampak berada di barisan tamu kehormatan bersama para kepala negara lainnya yang menghadiri parade tersebut.
Dalam pertemuan tertutup usai parade, Prabowo dilaporkan melakukan pembicaraan singkat dengan Xi Jinping dan Vladimir Putin mengenai potensi kerja sama pertahanan, ketahanan pangan, serta peluang investasi strategis. Kehadiran Indonesia melalui Presiden Prabowo dinilai sebagai langkah diplomatik penting untuk menjaga keseimbangan hubungan antara Timur dan Barat, sekaligus memperkuat posisi Indonesia di kancah global.
Kesimpulan dan Dampak Global
Rangkaian perayaan di Beijing ini jelas lebih dari sekadar parade militer. Kehadiran Xi, Putin, Kim, dan Prabowo menunjukkan pergeseran dinamika geopolitik dunia. Tiongkok berusaha memposisikan diri sebagai pusat aliansi baru, Rusia mencari dukungan di tengah isolasi akibat konflik Ukraina, Korea Utara memanfaatkan momentum untuk meneguhkan kedekatan dengan dua kekuatan besar, sementara Indonesia mengambil peran sebagai jembatan diplomasi yang strategis.
Secara global, parade dan pertemuan ini memperlihatkan lahirnya konfigurasi kekuatan alternatif di luar orbit Barat. Para analis menyebut momen ini sebagai sinyal “tatanan dunia baru” yang dapat membawa implikasi besar, baik bagi keamanan kawasan Asia-Pasifik maupun bagi politik internasional secara keseluruhan. (ST/Red)